Medan, 23 Januari 2025 – Kegiatan sosialisasi dan diskusi tindak lanjut program desa cerdas di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang digelar secara daring kemarin, Rabu (22/01), berhasil menarik minat para peserta dari 85 desa di 5 kabupaten. Inisiatif yang digagas oleh Relawan TIK Wilayah Sumatera Utara di bawah komando Anwar Siregar, bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Sumatera Utara ini berhasil menarik perhatian sebanyak 184 peserta. Angka partisipasi yang tinggi ini menunjukkan antusiasme yang besar dari berbagai pihak terhadap pengembangan desa berbasis teknologi.
Dengan jumlah peserta yang mencapai 184 orang, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa program desa cerdas semakin mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Para peserta yang berasal dari desa-desa lokus program desa cerdas fase II dan fase III Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) ini antusias mengikuti seluruh rangkaian acara.
Kegiatan yang menampilkan empat narasumber dari Pusdaing BPI Kemendes PDT, Pengurus Pusat Relawan TIK Indonesia, Kepala Desa Wates dari Kabupaten Blitar dan Relawan TIK Sumut ini dibuka dengan sambutan hangat dari Hani Purnawanti, Ketua Umum Relawan TIK Indonesia, dan dilanjutkan oleh Drs. Iskandar Tarigan, M.Si., Kepala Bidang Pembangunan dan Pengembangan Kerjasama Ekonomi Desa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi Sumatera Utara.
Dalam paparannya, Mujianto, S.E., M.T., dari Pusat Daya Saing (Pusdaing) Badan Pengembangan Informasi (BPI) Kemendes PDT, memberikan pemahaman mendalam tentang konsep desa cerdas. Mulai dari sejarah lahirnya program ini hingga implementasi di 3000 lokus desa, Mujianto menjelaskan secara rinci bagaimana desa cerdas dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas hidup Masyarakat desa.
Provinsi Sumatera Utara (Sumut), dengan jumlah desa yang mencapai 5.417, memiliki potensi besar untuk menerapkan konsep desa cerdas sebagai bagian dari strategi pemerataan pembangunan.
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Informasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Nomor 55 Tahun 2022 dan Nomor 66 Tahun 2023, tentang Penetapan Desa Lokus Desa Cerdas, untuk Provinsi Sumut telah ditetapkan sebanyak 85 Desa dari 5 Kabupaten menjadi Lokus Desa Cerdas, maka dipandang perlu berkolaborasi untuk mendukung perwujudan Desa Cerdas tersebut.
Pengurus Wilayah Relawan Teknologi Informatika Provinsi Sumatera Utara (PW RTIK Sumut) menginisiasi penyelenggaraan sosialisasi progres capaian Desa Cerdas di Provinsi Sumut melalui virtual zoom.
“Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada perangkat desa dan masyarakat tentang pentingnya teknologi digital dalam pengelolaan desa. Kegiatan ini juga diharapkan mampu mendorong kesiapan desa dalam mengadopsi teknologi untuk meningkatkan pelayanan dan efisiensi kerja,” ujar Ketua PW RTIK Sumut Anwar Siregar.
Ketua RTIK Sumut Anwar Siregar, menambahkan bahwa RTIK Sumut akan terus melakukan upaya Implementasi Desa Cerdas di Sumatera Utara, “RTIK Sumatera Utara akan terus melakukan kolaborasi dengan berbagai stakeholder untuk Implementasi Desa Cerdas, sehingga pembangunan Desa dapat memajukan pembangunan Provinsi Sumatera Utara,” ungkapnya.
Hamzah Fathoni, Ketua Bidang Program Pengurus Pusat Relawan TIK Indonesia, menyoroti pentingnya digitalisasi di desa. Hasil survei yang dilakukan oleh APDJII dan BAKTI (2023) menunjukkan bahwa masyarakat desa sangat aktif menggunakan internet. Fenomena ini, menurut Hamzah, harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas masyarakat desa.
“Melalui pemanfaatan teknologi digital, desa dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengembangkan sektor pertanian dan UMKM, serta memperbaiki tata kelola pemerintahan desa”, lanjut Hamzah.
Mohammad Hamid Almauludi, S.Pd.I., Kepala Desa Wates, Kabupaten Blitar, berbagi pengalaman sukses dalam mengimplementasikan program desa cerdas. Desa Wates yang telah menjadi lokus desa cerdas Fase I sejak tahun 2021 telah berhasil membangun inovasi pembangunan demplot penerapan Teknologi Internet of Things (IoT) pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa dengan dukungan dan pendampingan yang tepat, desa-desa di Indonesia dapat menjadi pusat inovasi dan pengembangan teknologi.
Wahyudi, salah satu anggota Relawan TIK Indonesia Wilayah Sumatera Utara, menekankan pentingnya membangun sistem informasi desa berbasis web. Dengan adanya sistem ini, pemerintah desa dapat menyusun perencanaan pembangunan yang lebih terarah dan transparan.
“Sistem ini tidak hanya berfungsi sebagai pusat data desa, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perencanaan pembangunan yang lebih terarah dan transparan”, ungkap Wahyudi.
Sosialisasi dan diskusi tindak lanjut program desa cerdas di Sumatera Utara ini menjadi momentum penting dalam upaya mewujudkan desa-desa yang cerdas dan berdaya saing. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program desa cerdas dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi Masyarakat desa.