Semarang – Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) mendorong para Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) untuk terlibat dalam menciptakan pemilu damai anti-hoaks. Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim Literasi Digital sektor Pendidikan Bambang Tri Santoso pada acara Festival TIK yang digelar di Universitas PGRI Semarang, Jumat. (27/10/2023)
Kegiatan tersebut turut dihadiri ratusan relawan dari seluruh Indonesia. Pada gelaran tersebut, Relawan TIK didorong untuk terlibat dalam menciptakan pemilu damai tanpa hoaks.
Bambang Tri Santoso menyampaikan, bahwa Relawan TIK sangat membantu Kominfo dalam memberikan pendampingan masyarakat.
Ia juga menerangkan, sejak didirikan pada tahun 2011 lalu, program Relawan TIK masih konsisten dan sejalan dengan program-program yang dilaksanakan oleh Kominfo.
“Relawan TIK itu kepanjangan dari Kominfo, terutama agar bisa melakukan pendampingan hingga akar rumput,” ujarnya.
Menjelang masuknya tahun politik ini, Bambang juga berharap ada peran-peran dari Relawan TIK, untuk bisa membantu Bawaslu, untuk menciptakan Pemilu yang damai.
Salah satu peran yang harus dilakukan oleh Relawan TIK untuk bisa menciptakan Pemilu yang damai, yaitu dengan menjaga ruang digital, dari sebaran informasi hoaks dan berpotensi memecah belah masyarakat.
“Relawan TIK harus bisa mewarnai ruang digital dengan Pemilu yang damai,” ujar Bambang.
Gerakan ini, bukan hanya perlu dilakukan saat menjelang Pemilu saja, namun harus dilakukan juga usai pelaksanaan Pemilu. Terutama bagaimana bisa memberikan pemahaman kepada warga, untuk bisa menerima hasil pemilihan yang diputuskan nanti.
“Siapapun yang menang, harus kita dukung bersama,” ujar Bambang.
Senada, Ketua Siberkreasi, Donny BU, mengatakan masyarakat kini banyak yang mencari informasi melalui internet atau media sosial, padahal tidak semua informasi dari internet adalah benar.
Bahkan ia menyebut, berkembangnya teknologi saat ini, membuat informasi hoaks lebih sulit untuk diidentifikasi.
Ia mencontohkan, bahwa saat ini banyak sekali tersebar video hoaks dengan menggunakan Artificial Intelligence (AI), yang dibuat sangat mirip dengan aslinya.
“Sekarang sedang marak video hoaks yang dibuat menggunakan AI,” kata Donny.
Menjelang Pemilu nanti, informasi seperti ini diprediksi akan terjadi peningkatan, sehingga perlu dilakukan pencegahan. Upaya tersebut bisa dilakukan oleh Relawan TIK, dengan menguatkan gerakan literasi digital.
Relawan TIK diharapkan bisa terus melakukan pendampingan terhadap masyarakat, untuk bisa membedakan informasi yang bohong dan fakta.
“Terus lakukan pendampingan kepada masyarakat, agar bisa membedakan informasi hoaks dan bukan,” kata Donny.