Konferensi Nasional Literasi Digital dan Kerelawanan Bahas Peran Penting Relawan TIK Indonesia

Konferensi Nasional Literasi Digital dan Kerelawanan Bahas Peran Penting Relawan TIK Indonesia
Konferensi Nasional Literasi Digital dan Kerelawanan Bahas Peran Penting Relawan TIK Indonesia

Pada momen Festival TIK tahun 2023 27 -28 Oktober di Kota Semarang, Jawa Tengah Badan Akademi Relawan TIK Indonesia (ARTIKA) menyelenggarakan Konferensi Nasional Literasi Digital dan Kerelawanan tahun 2023 (KNLDK 2023), yang dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, diantaranya Slamet Santoso Direktur Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo RI, Fajar Eri Dianto Ketua Umum Relawan TIK Indonesia, DR. M. Said Hasibuan, M.Kom. Doktor Ilmu Komputer lulusan UGM, dosen Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya, dan Pengurus Pusat Relawan TIK Indonesia, DR. Oman Komarudin, M.Kom. Doktor Ilmu Komputer UI, dosen Universitas Singaperbangsa Karawang dan pengurus Relawan TIK Jawa Barat, pengurus dan anggota Relawan TIK Indonesia, pengurus Akademi Relawan TIK Indonesia.

Rinda Cahyana, Ketua ARTIKA, menyampaikan bahwa Informasi merupakan kunci sumber daya ekonomi. Keberhasilan orang atau bisnis ditentukan salah satunya oleh penguasaan informasi. Inklusi digital harus terus dilakukan oleh banyak pihak untuk mengoptimalkan manfaat informasi. Pemerintah, perguruan tinggi, dan komunitas di Indonesia telah bersinergi dalam upaya tersebut. Misalnya, keterlibatan dosen anggota Relawan TIK Indonesia dalam literasi digital sektor pendidikan tinggi dan Pandu Digital yang merupakan program Direktorat Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia.

Bacaan Lainnya

ARTIKA, sebagai bagian dari Relawan TIK Indonesia, adalah organisasi yang fokus pada pendidikan tinggi dan dianggap strategis dalam mencapai tujuan organisasi. Mereka berkomitmen untuk membentuk kompetensi relawan TIK, menempatkan mereka di tengah masyarakat, dan memberikan dampak positif terkait peningkatan jumlah konten yang bermanfaat, pengguna terlatih, dan pengetahuan multidisiplin dalam literasi digital.

Salah satu program ARTIKA yang disoroti adalah RTIKAbdimas, Untuk mencapai tujuan tersebut, ARTIKA melalui kepanitiaan antar lembaga dari 17 kampus melaksanakan program RTIKAbdimas yang diselaraskan dengan program pemerintah dan tri dharma perguruan tinggi. Tahapan RTIKAbdimas sejalan dengan tugas utama Dosen selaku pendidik profesional dan ilmuwan, yakni mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Permendikbud 49/2014 Pasal 1:14).

Tahap pertama RTIKAbdimas adalah pembekalan berupa kegiatan Pembentukan Pandu Digital Sektor Pendidikan Tinggi yang disinergikan dengan program Korea World Friends, dan Kuliah Umum Literasi Digital Lintas Perguruan Tinggi di 4 wilayah Indonesia. Kegiatan tersebut tidak lepas dari bantuan Direktorat Pemberdayaan Informatika Kemenkominfo RI, serta bapak/ibu dosen pengurus ARTIKA dan koordinator Relawan TIK kampus dari Institut Teknologi Garut, STAI Muhamamdiyah Tulungagung, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Institut Teknologi dan Sains Mandala, Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana, Universitas Bani Saleh, Universitas Dian Nuswantoro, Universitas Samudra, Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio Muara Bungo, Universitas Bhinneka PGRI, Universitas PGRI Kanjuruhan Malang, Universitas Qomaruddin Gresik, Universitas Jabal Ghafur, Sigli, ITS Mandala, Universitas Panca Marga Probolinggo, Universitas Muhammadiyah Jember, dan Politeknik Negeri Jember.

Tahap kedua adalah pelayanan berupa kegiatan Pemberdayaan Pandu Digital Sektor Pendidikan Tinggi di tiga puluh dua (32) lembaga pendidikan. Tahap ketiga adalah pelaporan hasil pelayanan dalam kegiatan Konferensi Nasional Literasi Digital dan Kerelawanan tahun 2023 (KNLDK 2023): Peluang dan Tantangan Relawan TIK sebagai Abdi Masyarakat yang terselenggara berkat kerjasama dosen dari 16 kampus, yakni Institut Teknologi Garut, Institut Teknologi dan Sains Mandala Jember, STAI Muhammadiyah Tulungagung, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Institut Pendidikan Indonesia Garut, Universitas Mulia, Universitas PGRI Semarang, Politeknik Negeri Jember, Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar, UIN Sultan Syarif Kasim, Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya, Universitas Singaperbangsa Karawang, UPN ”Veteran” Yogyakarta, Universitas Balikpapan, Universitas Jabal Ghafur, Aceh, dan Politeknik PGRI Banten.

Kegiatan konferensi diikuti oleh 36 peserta, di mana 20 peserta yang berasal dari Institut Pendidikan Indonesia Garut adalah dosen pembimbing KKN tematik Literasi Digital Kemenkominfo RI. Peserta lainya mencakup 3 peserta dari Universitas Teknologi Sulawesi Utara, 2 peserta dari Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya, dan selebihnya dari Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana, UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Universitas Bani Saleh, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Universitas Islam Riau, Universitas Jambi, Universitas Negeri Makassar, Universitas Pejuang Republik Indonesia, Makassar, dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta; serta non kampus, yakni SAFEnet.

“ Saya perlu menyebutkan nama-nama kampus ini agar bapak Slamet dan jajarannya tetap memberdayakan dosen Relawan TIK dan Pandu Digital yang berasal dari kampus tersebut dalam program pembangunan literasi digital di Indonesia. Khususnya dosen yang telah melewati tahapan pembekalan hingga pelaporan dalam konferensi yang diselengarakan oleh ARTIKA ini, yang tahapan itu membuatnya menjadi Relawan TIK atau Pandu Digital dengan kinerja di atas rata-rata. Transkrip laporan panitia ini akan saya serahkan kepada staf bapak. Insya Allah kami akan melanjutkan RTIKAbdimas tahun depan dengan tahapan yang sama” terang Rinda.

Rinda Cahyana juga mengungkapkan bahwa Konferensi ini adalah kegiatan temu ilmiah kedua yang merupakan kelanjutan dari Semiloka Nasional: Layanan Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai Dharma Pengabdian kepada Masyarakat yang telah dilaksanakan pada tanggal 3 Mei 2018, di mana artikel pemakalahnya diterbitkan pada Jurnal PkM MIFTEK. Pembicara kunci saat itu berasal dari APTIKOM Jabar, pengurus ARTIKA – bapak Stanley dari UNSRAT, dan bapak Esa dari Relawan TIK Sumedang. Saat ini, artikel pemakalah akan diterbitkan dalam jurnal Relawan TIK Indonesia yang dikelola oleh Puslitbang ARTIKA. Insya Allah, pada bulan Desember mendatang, kami akan meningkatkan reputasinya dengan melakukan akreditasi. Semoga saja dapat lolos Sinta 3, minimalnya Sinta 5, sehingga akan lebih menyenangkan bagi dosen Relawan TIK dan Pandu Digital untuk mempublikasikan pengetahuannya di sana. Semoga kegiatan diseminasi dan publikasi ini menjadi sumber informasi penting terkait kiprah relawan dalam pembangunan literasi digital di Indonesia.

“ Sepanjang yang saya ketahui, Relawan TIK Indonesia adalah satu-satunya organisasi relawan TIK di dunia yang berupaya menghimpun pengetahuan relawan TIK secara ilmiah. Terima kasih kepada ketua umum Relawan TIK Indonesia bersama rekan-rekan relawan TIK kampus di Indonesia yang telah mewujudkannya” Lanjut Rinda.

Pos terkait