RelawanTIK sebagai salah satu komunitas pendukung ID-IGF bersama dengan stakeholder lainnya dari Indonesia, berkesempatan menghadiri perhelatan Asia Pasific regional Internet Governance Froum (APrIGF) 2022 yang diselenggarakan di Singapura pada Senin (12/09).
APrIGF adalah bagian dari rangkaian kegiatan Internet Governance Forum (IGF) global. Forum yang di gadang sebagai forum diskusi dan sharing tentang tata kelola internet berbagai pihak mulai dari wakil pemerintah, pengelola aplikasi, pengelola ISP, sampai komunitas dan organisasi masyarakat yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi dan internet di negaranya masing-masing.
Dikatakan oleh Fajar Eri Dianto, Ketua Umum Relawan TIK yang berkesempatan mengawal sesi tentang bagaimana kolaborasi multi-pihak dalam mencari dan mengembangkan kampiun lokal terkait digital literasi. Sesi ini di wakili oleh Siberkreasi melalui Rizky Ameliah dari Kemenkominfo, Muhammad Arif dari APJII, Clair Deevy dari WhatsApp, dan Prof. Pirongrong Ramasoota dari Chulalongkam University Thailand, disebutkan bahwa, kolaborasi antar pihak di Indonesia memiliki peran terpenting dari suksesnya Literasi Digital sehingga dapat menjadi solusi atas berbagai keterbatasan yang terjadi, disinilah peran utama Relawan TIK dalam menjalankan program literasi digital menjadi sangat penting, pembagian peran penyelenggaraan roadshow edukasi pada masyarakat adalah hal terbaik yang dapat di ajungi jempol, terbukti dari antusias peserta yang banyak mempertanyakan konsistensi pendampingan program Literasi Digital di Indonesia
“ Terimakasih pada Team ICT Watch yang selalu mengawal ketat isu – isu kemasyarakatan dalam pemanfaatan teknologi, kesempatan untuk selalu berkontribusi dalam kancah nasional, asia pasifik dan bahkan dunia, membuat kami Relawan TIK akan selalu meningkatkan kompetensi dan menjadikan diri pantas sebagai solusi atas pemanfaatan teknologi, lebih berani menjaminkan teknologi adalah hal yang aman, nyaman dan bermanfaat bagi seluruh bangsa” ungkap Fajar Eri yang hadir secara langsung.
Lagi, Fajar Eri menuturkan, di hari pertama, delegasi Indonesia menyampaikan bahasan “Lawan Hoaks COVID-19 HIngga Isu Pemilu: Kolaborasi Literasi Digital vs Legislasi dan Sensor?” dan materi kedua dengan tema “Kolaborasi Multi Pihak Kembangkan Kampiun Lokal Literasi Digital”, dalam kedua bahasan ini team Indonesia di dampingi team dari negara lain yang memberikan masukan tentang hal-hal berkaitan dengan tema di negaranya.
“ Dalam diskusi terlihat jelas, bahwa penanganan literasi digital dan penangan hoax di indonesia sudah lebih terarah di bandingkan dengan negara-negara peserta APrIGF, kita telah memiliki sistem sosialisasi, sistem edukasi yang telah pula dapat menyampaikan indeks keberhasilan atas pengawalan program edukasi, yang kita kenal sebagai program Literasi Digital secara massif,” tutup Fajar Eri.
APrIGF kali ini adalah forum tata kelola internet khusus untuk wilayah regional Asia dan Pasifik, dan untuk wilayah Indonesia dikenal dengan ID-IGF.
Peran Relawan TIK dalam Edukasi Literasi Digital Raih Apresiasi Peserta APrIGF 2022
Kegiatan APrIGF berisi aktifitas yang dikemas dalam rangkaiaan workshop dari berbagai eksperience berbagai negara dalam mengawal internet di tiap negara, kegiatan dilaksanakn pararel sehingga kita selalu memonitor jadwal bahasan yang di gelar secara bergantian, demikian pula untuk perwakilan Indinesia yang menampilkan 3 (tiga) pokok bahasan yang di gelas secara hybrid.