Forum Anak Desa Balerejo (FAD Balerejo) merupakan bagian dari warga Desa Balerjo yang dibina oleh Agen Pemulihan (AP) Desa Balerejo.
Nah, kali ini Laznas LMI kembali menyapa 30 Sobat Muda dalam sebuah pelatihan yang menarik yaitu pelatihan video jurnalis yang menghadirkan Susanto selaku Manajer Penanggulangan Bencana Laznas LMI, selain pelatihan tersebut sudah pasti ada juga pelatihan GANALA yaitu Siaga Bencana Alam.
Acara yang dipandu oleh Ketua Relawan TIK sekaligus pendamping lokal Desa Balerejo, Lilik Yuliana. Bertempat di Balai Desa Balerejo berlangsung Kamis (26/05/2022) lalu.
Acara yang berdurasi dua jam itu, dimulai pukul 09.00 sampai pukul 11.00 WIB, Kak Lilik sebagai pemandu membuka acara dengan ramah dan penuh semangat. Ternyata anak anak desa yang hadir tak hanya dibekali ilmu video jurnalis tetapi juga diberikan ilmu tentang cara menghadapi bencana.
Ketua Tim penggerak PKK dan ketua AP Sri Handayani, membuka acara dengan menyemangati anak anak. “Ia berharap melalui acara ini, anak-anak mendapatkan ilmu baru.” Katanya.
Susanto memulai acara dengan perkenalan sebagai Manajer Penanggulangan Bencana Laznas LMI khususnya di Departemen Penanggulangan Bencana. Ia pun menjelaskan pekerjaan yang ia lakoni di setiap lokasi bencana. Tak lupa, ia menunjukkan foto dan video tentang hasil karyanya bersama tim agar anak-anak dapat secara langsung memahami peran video jurnalis.
15 tips diberikan kepada anak anak, terdapat tiga elemen utama video yaitu story, audio, dan visual. Ketiga elemen tersebut merupakan kesatuan penting dalam menggarap video jurnalis. Cerita yang menarik, kualitas audio yang baik, dan kaidah-kaidah pengambilan gambar. Selanjutnya ia menjelaskan tentang video dokumentasi. Video dokumentasi sebenarnya sudah umum bagi anak muda yang sering bermain fitur Instagram Stories atau aplikasi TikTok. Kurang lebih secara teknis sudah menggambarkan proses dokumentasi video.
Persiapan sebelum turun ke lapangan adalah hal yang utama untuk video jurnalis. Membuat daftar pertanyaan, menentukan angle video, bahkan harus membayangkan video yang akan diambil itu seperti apa. Harus tahu mau seperti apa videonya dalam story board. Seenggaknya ambil short list agar tahu apa saja yang nanti akan dilakukan. Jangan lupa urus tripod, kamera, pencahayaan, dan audio.
Pengambilan gambar juga bisa dilakukan dengan handphone juga. “Buat video bagus dengan alat yang bagus itu biasa, tapi yang luar biasa adalah membuat video bagus dengan alat apa adanya seperti handphone yang kita punya” tutupnya. (Snt).
editing dan repost, Edy Wihardjo