Bidani Lahirnya Relawan TIK dan Dorong Penguatan Pandu Digital Hantarkan Dwi Reni Nalurita Menjadi WSIS Gender Trendsetter

Bersama Kader Perempuan Desa, Kenalkan Teknologi Informasi

Relawan TIK, Blitar : Setelah sukses dengan masuknya Aplikasi Class Chatting inisiasi RTIK Magetan, Jawa Timur sebagai nominator WSIS Prizes 2022, kabar membanggakan kembali hadir dari istri Ketua Relawan TIK Kabupaten Blitar, Hamzah Fathoni. Selain turut membidani lahirnya Relawan TIK Kabupaten Blitar, Dra. Dwi Reni Nalurita, M.M yang pada saat itu menjabat sebagai Camat mendorong penguatan kapasitas TIK masyarakat Desa melalui berbagai kegiatan dari Relawan TIK dan Pandu Digital menghantarkannya masuk sebagai WSIS Gender Trendsetter.

Diusianya yang ke 55 tahun semangat berbagi pengetahuan ibu Dra. Dwi Reni Nalurita, M.M tak pernah pudar. Ibu Ita, demikian masyarakat Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar mengenalnya, 11 tahun mengabdi di Kecamatan membuatnya paham betul kondisi masyarakat Desa.

Bacaan Lainnya
Dra. Dwi Reni Nalurita, M.M
Meski menjabat sebagai Camat, Dra. Dwi Reni Nalurita, M.M aktiv mendorong penguatan kapasitas TIK masyarakat Desa

Tahun 2019, menjelang Pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Ita menjadi satu – satunya Camat perempuan di Kabupaten Blitar, menurutnya Kader Perempuan Desa merupakan ujung tombak pendataan, oleh karenanya, penerapan Teknologi Informasi sangat diperlukan.

“Ibu –  ibu di desa yang mau (belajar) sangat terbatas, sementara yang mampu banyak yang tidak mau” kata Ita saat menceritakan kondisi Kader Desa.

Bersama Kader Perempuan Desa, Kenalkan Teknologi Informasi

Lebih jauh, Ita menjadikan banyak keadaan Kader Desa menjadi titik balik penyemangat dirinya untuk terus menerus mengajak kaum ibu dapat mengoptimalkan digitalisasi, terutama disektor pendidikan dan Kesehatan.

“ Tanpa kader ini, Menteri tidak akan pernah tau data stunting, Kader Posyandu sangat militan dengan keuangan yang minim dan tanpa digaji mereka total melayani. Melakukan aktivitas timbang bayi, mengukur, pemeriksaan  berat badan dan dengan hanya diberi uang transport 1 bulan 20.000 dia bisa buat kacang hijau, atau agar-agar, artinya, dengan kondisi seperti itu ibu – ibu punya semangat membuat makanan tambahan, dengan banyaknya aktivitas tersebut Kader juga harus melakukan proses pendataan secara manual” ungkap Ita

Bidani Lahirnya Relawan TIK Kabupaten Blitar

Kisah Ita turut serta membidani lahirnya Relawan TIK Kabupaten Blitar bermula saat pihaknya ingin agar Desa Ampelgading yang menjadi kampung halamannya memiliki sesuatu yang beda, pada saat ia menjabat sebagai Plt Camat tahun 2018 muncul ide tentang program Desa Digital yang diinisiasi secara mandiri.

Bersama suaminya, Hamzah Fathoni, yang notabenenya lulusan administrasi negara, atas kemauan dan keinginan kuat terwujudnya Desa Digital, Hamzah yang belajar secara otodidak tentang hardware, software dan jaringan internet mulai mengimplemetasikan gagasan Desa Digital melalui pemberdayaan masyarakat, upaya ini akhirnya direspon positif oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Blitar

Bersama Relawan TIK lakukan Pemdampingan Pemberdayaan Masyarakat

“Desa kami akhirnya sampai di level provinsi pada kegiatan lomba desa, kemudian Diskominfo juga mendorong agar suami saya (Hamzah Fathoni) menjadi Relawan TIK, banyak yang belum tau bahwa Hamzah Fathoni adalah suami saya pada saat itu, “kata Ita

Ita memberikan dukungan sepenuhnya kepada suaminya Hamzah Fathoni untuk terus memberikan manfaat kepada masyarakat melalui Relawan TIK, pada tahun 2000 dimana Pandemi sedang  memuncak, Ita bersama Relawan TIK mendorong digitalisasi pendataan bagi pendatang dari luar desa hingga tingkat RT.

Memberikan Ruang dan Menjadi Pandu Digital

Aktivitas penguatan pemberdayaan perempuan terus digencarkan oleh Ibu beranak tiga tersebut, posisi strategisnya sebagai Camat hingga tahun 2021 menjadikannya leluasa untuk memberikan ruang bagi Relawan TIK masuk ke Desa – desa, hadirnya program Pandu Digital dari Kemenkominfo RI juga menambah penetrasi penguatan pemberdayaan di Kecamatan Selorejo.

Aktiv sebagai Pandu Digital, terjun langsung edukasi masyarakat

“Pada November 2021, saya akhirnya lulus sebagai Pandu Digital Badge Merah, Pandu Digital menyasar kebanyak kader desa yang kita dampingi, seperti Kader Posyandu, Kader Dasawisma, hingga Kader PKK, ini penting, sebab, Pemerintah Desa tidak bisa bekerja tanpa kader tersebut.” tambah Ita

Hingga kini, belum banyak pihak yang tau ikhwal kabar dirinya masuk sebagai WSIS Gender Trendsetter, lantaran kesibukannya pada jabatan barunya, yaitu sebagai Kabag Fasilitasi Penganggaran dan Fungsi Pengawasan DPRD Kabupaten Blitar

“Surat dari panitia WSIS Prizes sebagai tokoh Gender Trendsetter sudah saya dibalas, meski saya sendiri tetap lebih memilih fokus dipemberdayaan. Besok saya akan menghadap Sekda mudah – mudahan diperkenankan,” tutup Ita

Wawancara Ekslusif bersama Dra. Dwi Reni Nalurita, M.M, Minggu 10 April 2022

 

Pos terkait