Ramai Soal Kebocoran Data, Praktisi : Ganti Kredensial Data dengan Digital ID berbasis Sertifikat Digital

Ramai Soal Kebocoran Data, Praktisi : Ganti Kredensial Data dengan Digital ID berbasis Sertifikat Digital
Ramai Soal Kebocoran Data, Praktisi : Ganti Kredensial Data dengan Digital ID berbasis Sertifikat Digital

Relawan TIK : Isu kebocoran data yang dilakukan oleh hacker bjorka memancing perhatian banyak pihak, terutama para praktisi dan pegiat Cyber Security di Indonesia. Hingga kini, Pemerintah merespon peristiwa tersebut dengan membentuk Tim Khusus, berbagai sudut pandang dan spekulasi bermunculan dalam sesi diskusi virtual yang bertajuk Jasakom Night Talk pada Minggu malam (18/09).

Salah satu narasumber, Muhammad Salahuddien Manggalanny dari ID CSIRT menilai, data yang sudah terlanjur tersebar tidak mungkin ditarik kembali menjadi data rahasia, jika data kredensial sudah bocor tidak boleh lagi digunakan untuk selamanya. Kalau kredensial selama ini pakai E-KTP, NIK, tanggal lahir, nama gadis ibu kandung, dll. itu semua sudah tidak boleh lagi dipakai sebagai alat otentikasi.

Bacaan Lainnya

“Oleh karenanya, data kredensial harus diganti dengan kredensial lain, misalnya menggunakan biometrik (finger print, retina, palm vena detection, dan lain sebagainya.) dan penggunaan Digital ID berbasis sertifikat digital serta hardware identification ID,” katanya.

Supono, salah satu peserta mengamini gagasan tersebut “data kita sering kita sebar sendiri dimana – mana, pemesanan tiket, hotel dan lainnya, saya setuju dengan Digital ID” kata Supono.

Beberapa hal fundamental, dari hulu ke hilir tak lepas dari pembahasan dalam diskusi yang menghadirkan Alfons Tanujaya, Dani Firmansyah, Aat Shadewa dan Richy Hendra sebagai narasumber utama tersebut.

Salah satu peserta juga menyinggung soal rendahnya literasi digital masyarakat, UU PDP pun dianggap belum sepenuhnya menjawab ragam tantangan data digital dimasa depan.

“Nanti kalau digital ID udah keluar, tetap ya…pada saat mau menyetujui sesuatu, dibaca dengan baik……jangan asal next-next-next, “ ungkap Ahmad Zakaria

Simak selengkapnya diskusi virtual melalui Chanel Youtube Relawan TIK Indonesia

Pos terkait