Oleh : Didno, Bidang Penelitian dan Pengembangan SDM RTIK Provinsi Jawa Barat, dalam rangka partisipasi Lomba Karya Kreasi Digital 11 Tahun Relawan TIK Indonesia.
Malam itu kami bertiga berangkat dari Indramayu ke Bandung untuk mengikuti acara Festival TIK 2015 di Bandung menggunakan kendaraan umum. Karena hari sudah sore, maka sudah tidak ada lagi bus yang langsung menuju ke Bandung. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk naik bus ke Cikopo terlebih dahulu baru dilanjutkan naik bus ke Bandung.
Kami bertiga duduk mengambil tempat duduk di jok kedua di belakang pengemudi. Tidak lama berselang sang kondektur bus menghampiri kami bertiga dan meminta ongkos dari Indramayu ke Cikopo.
Selama perjalanan kami bertiga saling berbincang tentang berbagai hal, lama kelamaan lelah juga berbincang dengan teman sendiri. Tidak jauh dari tempat duduk, saya melihat seorang gadis berwajah manis duduk dengan seorang ibu persis di depan sebelah kiri tempat duduk kami.
Akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya dari mana mau kemana kepada gadis tersebut. Dia pun menjawab namanya Febi dari Cirebon mau ke Jakarta. Sang gadis rupanya tidak “jaim” dengan saya karena menjawab semua pertanyaan. Tawa canda pun mengalir begitu saja sehingga perjalanan menjadi menyenangkan.
Rupanya teman RTIK yang bernama Ferry yang masih single penasaran dan ingin ngobrol dengan gadis tersebut. Karena saya sadar diri sudah berkeluarga maka kami bertukar tempat duduk, dan Ferry pun mendekati sang gadis.
Awalnya menanyakan kalau di sebelahnya itu siapa?. Apakah orang tuanya atau bukan?. Lalu sang gadis menjawab bukan. Itu penumpang biasa yang naik lebih dulu dari Cirebon. Lama kelamaan percakapan mulai mengalir hingga sampai bertukar nomor handphone.
Selang beberapa jam perjalanan, dan memasuki wilayah kabupaten Karawang, bus mulai meningkatkan kecepatannya. Rupanya sang pengemudi melihat ada bus kompetitor yang berada di belakang bus yang kami tumpangi.
Kecepatan bus sudah mencapai 100km/jam bahkan mungkin lebih sehingga penumpang yang ada di dalam terombang-ombang. Kami bertiga yang duduk di jok kedua dari pengemudi berpegangan pada jok yang ada di depannya.
Jeritan Berujung Pegangan Tangan
Sementara itu sang gadis mulai menjerit dan meminta kepada sang pengemudi untuk tidak ngebut. Tetapi rupanya permintaan itu tidak digubris oleh sang pengemudi. Kendaraan tetap melaju kencang hingga sang gadis tidak sadar memegang tangan Ferry. Dia pun akhirnya megang tangan sang gadis tersebut agar tidak jatuh.
Kendaraan mulai melambat ketika sudah akan masuk ke Gerbang Tol Cikopo. Kami bertiga akhirnya berpisah dengan gadis tersebut dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan bus tujuan Bandung.
Selama perjalanan menuju Bandung rupanya Ferry melanjutkan berkirim pesan dengan sang gadis. Kami terlelap selama perjalanan ke Bandung, tetapi Ferry tidak karena asyik berkirim pesan dengan gadis tersebut.
Kami bertiga akhirnya sampai di Bandung dan diberi penginapan sebelum mengikuti kegiatan Festival TIK 2015 yang diadakan di Gedung Sabuga Bandung dari tanggal 28-29 Mei 2022.
Festival TIK 2015 awal mula kami bergabung dengan Relawan TIK dan bertemu dengan para relawan TIK dari berbagai daerah di Indonesia. Kami tidak melihat perbedaan status sosial, pangkat, jabatan, apalagi kekayaan.
Kami datang ke acara Festival TIK 2015 belum memiliki seragam, tapi beruntung ada yang memberikan batik untuk kami bertiga, sehingga kami bertiga tampil beda. Kalau RTIK yang lain sudah menggunakan baju kebesaran RTIK kami hanya menggunakan batik. Tapi beruntung setelah acara selesai kami bertiga mendapatkan baju RTIK yang hingga kini masih digunakan walaupun sudah tidak cukup.
Kami semua sama sebagai relawan TIK yang ingin berbagi ilmu dan pengetahuan tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi kepada semua lapisan masyarakat bukan melulu Money Oriented. Karena setelah kegiatan tersebut tugas kita adalah mengedukasi masyarakat dengan memanfaatkan TIK untuk meningkatkan kesejahteraan.
Setelah kegiatan Festival TIK 2015, kami kembali ke Indramayu. Berbagai kegiatan digelar untuk mengedukasi masyarakat seperti kegiatan workshop pembuatan blog untuk UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah), guru, pelajar, dan mahasiswa.
Selain itu, kami pun diminta untuk membuat website beberapa desa yang ada di Indramayu. Sehingga desa mereka dikenal oleh masyarakat luas.
Selang beberapa bulan setelah Festik 2015, rupanya gayung bersambut. Ferry mengucapkan sumpah setia kepada Febi tersebut. Hingga saat ini Ferry sudah dikarunia seorang anak laki-laki dan tinggal di Cirebon. Tidak disangka tidak dinyana ternyata Gara-gara Festival TIK akhirnya bisa ketemu jodoh.